Kamis, 11 Oktober 2012

MEKANISME TERJADINYA BATUK


Batuk merupakan upaya pertahanan paru terhadap berbagai rangsangan yang ada. Batuk adalah refleks normal yang melindungi tubuh kita. Tentu saja bila batuk itu berlebihan, ia akan menjadi amat mengganggu. Penelitian menunjukkan bahwa pada penderita batuk kronik didapat 628 sampai 761 kali batuk/ hari. Penderita TB paru jumlah batuknya sekitar 327 kali/hari dan penderita influenza bahkan sampai 154.4 kali/hari.
Penelitian epidemiologi telah menunjukkan bahwa batuk kronik banyak berhubungan dengan kebiasaan merokok. Dua puluh lima persen dari mereka yang merokok 1/2 bungkus/hari akan mengalami batuk-batuk, sementara dari penderita yang merokok 1 bungkus per hari akan ditemukan kira-kira 50% yang batuk kronik. Sebagian besar dari perokok berat yang merokok 2 bungkus/hari akan mengeluh batuk-batuk kronik. Penelitian berskala besar di AS juga menemukan bahwa  22% non perokok juga menderita batuk yang antara lain disebabkan oleh penyakit kronik, polusi udara dan lain-lain.

          1.        DEFINISI BATUK


Batuk dalam bahasa latin disebut tussis adalah refleks yang dapat terjadi secara tiba-tiba dan sering berulang-ulang yang bertujuan untuk membantu membersihkan saluran pernapasan dari lendir besar, iritasi, partikel asing dan mikroba. Batuk dapat terjadi secara sukarela maupun tanpa disengaja.
Batuk merupakan suatu tindakan refleks pada saluran pernafasan yang digunakan untuk membersihkan saluran udara atas. Batuk kronis berlangsung lebih dari 8 minggu yang umum di masyarakat. Penyebab termasuk merokok, paparan asap rokok, dan paparan polusi lingkungan, terutama partikulat.
  
2. PENYEBAB BATUK
Batuk dapat terjadi akibat berbagai penyakit/proses yang merangsang reseptor batuk. Selain itu, batuk juga dapat terjadi pada keadaan-keadaan psikogenik tertentu. Tentunya diperlukan pemeriksaan yang seksama untuk mendeteksi keadaan-keadaan tersebut. Dalam hal ini perlu dilakukan anamnesis yang baik, pemeriksaan fisik, dan mungkin juga pemeriksaan lain seperti laboratorium darah dan sputum, rontgen toraks, tes fungsi paru dan lain-lain.

3.        REFLEKS BATUK
Refleks batuk terdiri dari 5 komponen utama; yaitu reseptor batuk, serabut saraf aferen, pusat batuk, susunan saraf  eferen dan efektor. Batuk bermula dari suatu rangsang pada reseptor batuk. Reseptor ini berupa serabut saraf non mielin halus yang terletak baik di dalam maupun di luar rongga toraks. Yang terletak di dalam rongga toraks antara lain terdapat di laring, trakea, bronkus dan di pleura. Jumlah reseptor akan semakin berkurang pada cabang-cabang bronkus yang kecil, dan sejumlah besar reseptor didapat di laring, trakea, karina dan daerah percabangan bronkus. Reseptor bahkan juga ditemui di saluran telinga, lambung, hilus, sinus paranasalis, perikardial dan diafragma.
Serabut aferen terpenting ada pada cabang nervus vagus, yang mengalirkan rangsang dari laring, trakea, bronkus, pleura, lambung dan juga rangsang dari telinga melalui cabang Arnold dari n. Vagus. Nervus trigeminus menyalurkan rangsang dari sinus paranasalis, nervus glosofaringeus menyalurkan rangsang dari faring dan nervus frenikus menyalurkan rangsang dari perikardium dan diafragma.
 
Serabut aferen membawa rangsang ini ke pusat batuk yang terletak di medula oblongata, di dekat pusat pemapasan dan pusat muntah. Kemudian dari sini oleh serabut-serabut eferen n. Vagus, n. Frenikus, n. Interkostal dan lumbar, n. Trigeminus, n. Fasialis, n. Hipoglosus dan lain-lain menuju ke efektor. Efektor ini terdiri dari otot-otot laring, trakea, brrmkus, diafragma, otot-otot interkostal dan lain-lain. Di daerah efektor inilah mekanisme batuk kemudian terjadi.
                            
4.        MEKANISME TERJADINYA BATUK

1.    Iritasi
Iritasi dari salah satu saraf sensoris nervus vagus di laring, trakea, bronkus besar, atau serat afferen cabang faring dari nervus glosofaringeus dapat menimbulkan batuk. Batuk juga timbul bila reseptor batuk di lapisan faring dan esofagus, rongga pleura dan saluran telinga luar dirangsang.
2.    Inspirasi
Terjadi inspirasi dalam untuk meningkatkan volume gas yang terinhalasi. Semakin dalam inspirasi semakin banyak gas yang terhirup, teregang otot-otot napas dan semakin meningkat tekanan positif intratorakal.
3.    Kompresi
Terjadi penutupan glotis setelah udara terhirup pada fase inspirasi. Penutupan glotis kira-kira berlangsung selama 0.2 detik. Tujuan penutupan glotis adalah untuk mempertahankan volume paru pada saat tekanan intratorakal besar. Pada keadaan ini terjadi pemendekan otot ekspirasi dengan akibat kontraksi otot ekspirasi, sehingga akan meningkatkan tekanan intratorakal dan juga intra abdomen.
4.        Ekspirasi(eksplusif)
Pada fase ini glotis dibuka, dengan terbukanya glotis dan adanya tekanan intratorakal dan intra abdomen yang tinggi maka terjadilah proses ekspirasi yang cepat dan singkat (disebut juga ekspulsif). Derasnya aliran udara yang sangat kuat dan cepat maka terjadilah pembersihan bahan-bahan yang tidak diperlukan seperti mukus dll.
5.        Relaksasi
Terjadi relaksasi dari otot-otot respiratorik. Waktu relaksasi dapat terjadi singkat ataupun lama tergantung rangsangan pada reseptor batuk berikutnya.

5.      Macam - Macam Batuk
a. Batuk Ringan
               Batuk sebenarnya bukan merupakan penyakit tersendiri, tetapi biasanya merupakan  gejala yang terdapat pada berbagai penyakit tenggorokan, paru-paru atau saluran pipa udara (bronchus), peyakit TBC, penyakit paru-paru disertai batuk, penyakit radang tonsil, influensa yang juga disertai batuk. Maka untuk  mengobati penyakit batuk agar dapat sembuh dengan sesungguhnya  perlu diketahui lebih dulu  tentang penyakit lainnya  yang menjadi  penyebab batuk tersebut. Tetapi apabila  bukan  disebabkan  oleh penyakit lain  yang serius  maka  biasanya  karena  kerongkongan  gatal,  merokok,  makan gula-gula dan makanan yang  berminyak (goreng-gorengan). Karena perubahan udara yang dingin dan lembab, karena masuk angin sehingga terjadi salesma, ini semua sering menjadi  penyebab batuk. Batuk yang seperti ini disebut dengan batuk ringan.
b. Batuk Rejan                                
      Batuk rejan (kinkhoest) atau sering  disebut batuk 100 hari  ini pada umumnya menyerang pada anak-anak dan balita, tetapi kadang-kadang  juga menyerang orang tua. Penyakit ini dapat menular,  tetapi setelah satu kali tertular seseorang akan menjadi kebal. Penularan penyakit ini dapat melalui udara/pernapasan, oleh karena itu  jika ada  yang terserang  penyakit ini, hendaknya menjauhkan anak-anak darinya.. Lebih-lebih pada waktu penderita  baru mendapat serangan. Batuk ini disebabkan oleh infeksi dari Bordetella pertusis.
      Pada awalnya penyakit ini hanya kelihatan  seperti batuk pilek biasa, tapi lama kelamaan  frekuensi batuknya menjadi lebih sering. Pada waktu batuk  atau ketika terjangkit, seorang abak wajahnya akan  akan kelihatan merah, urat-urat bagian  leher  dan kepala menonjol. Kadang-kadang disertai  muntah-muntah  kalau  dahak yang ada dikerongkongan tidak dapat dikeluarkan, anak tersebut akan kelihatan susah atau sesak napas  dan mengeluarkan suara “ngik-ngik”, kelopak mata kelihatan membengkak,  dan  juga pada waktu batuk  ada yang sampai mengeluarkan darah. Penyakit ini  akan lebih berbahaya  kalau komplikasi  dengan Broncho Pneumonia/Bronchitis (radang saluran paru-paru).

Gejala-gejala pada penderita batuk rejan :
·       Serangan batuk datang dengan tiba-tiba pada malam atau pagi hari.
·       Pada penderita, setiap serangan maka ia akan batuk-batuk beberapa menit yang diiringi dengan muntah dahak yang agak pekat.
·       Batuk diiringi dengan suara gonggong seperti suara bangkong.
·       Selama batuk wajah penderita kelihatan merah kebiru-biruan, urat leher tegang dan mata berair.

      Pengobatan batuk rejan dengan pengobatan herbal :
1.    Daun baru baru yang masih muda 6 lembar, daun jinten 10 lembar, buah mengkudu yang telah masak 1 buah, bidara upas 1/2 jari. Semua bahan ditumbuk hingga halus, dan sesudah halus diberi air masak 3/4 cangkir dan madu 1 sendok makan. Terakhir ramuan ini diperas dan disaring. Minumlah 2 kali sehari 2 sendok makan.
2.    Bunga dan daun kembang telang masing-masing 4 kuntum dan 18 lembar. Adas 1/2 sendok teh, pulosari 1/2 jari, bawang merah 1 butir. Semua bahan dicuci bersih dan ditumbuk halus kemudian diberi air masak 3/4 cangkir dan madu 1 sendok makan. Terakhir ramuan ini diperas dan disaring. Minumlah 2 kali sehari 2 sendok makan.
3.    Daun semanggi 1/3 genggam, dicuci bersih lalu direbus dengan air bersih 3 gelas. Biarkanlah hingga airnya tinggal 3/4 – nya. Sesudah direbus kemudian disaring dan minumlah dengan air gula seperlunya 2  kali sehari 1/2 gelas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar